Glitter Words

Minggu, 16 Februari 2014

Pengembangan Asparagus oleh ICDF dengan Program OVOP Membuat Asparagus Plaga Bali Menjadi Terbaik di Asia

Asparagus (Asparagus officinalis) yang dikembangan oleh pihak ICDF di Desa Plaga Kec. Petang Badung sangat berkembang pesat dan membuat penghasilan petani setempat menjadi jauh lebih baik, bahkan Asparagus yang diproduksi menjadi asparagus terbaik di Asia. Selama empat tahun berproduksi, ICDF melalui program OVOP yang bekerjasama dengan Koperasi Tani Mertanadi setempat telah mampu memenuhi permintaan pasar lokal (hotel-hotel dan beberapa restoran terkemuka di Bali), bahkan setiap seminggu sekali sudah mengirim ke Jakarta dan Surabaya. Selain memenuhi permintaan dalam negeri, asparagus dari grade super, grade A, grade B dan C juga acapkali diekspor ke Singapura. Bukan hanya itu prestasi yang telah diraih, OVOP juga telah memproduksi dan memasarkan berbagai sayuran lainnya baik yang lokal maupun nonlokal seperti, brokoli, selada/lettuce, tomat cherry, baby buncis, bunga kol, kailan, cabai, daun kucai, kembang kucai, terong ungu, pare putih, paku-pakuan/pakis, daun bawang, dll.
Melihat banyaknya prestasi yang telah dicapai,  Tim Bappenas Pusat, Kamis (23/5)  mengunjungi One Village One Product (OVOP) Asparagus Desa Plaga, Kecamatan Petang, Badung Bali. Kunjungan Tim Bappenas yang dipimpin Leonardo Sambodo dan Gusti Rospia Wardani ini bertujuan untuk mengecek program Kementerian Koperasi dan UKM terkait dengan bantuan-bantuan pusat yang sudah diterima Koperasi Tani Mertanadi sebagai pengelola OVOP tersebut. Dalam kunjungannya, Tim Bappenas didampingi Kepala Dinas Koperasi UKM Perindag Badung I Ketut Karpiana beserta sejumlah staf Disperindag.

Senin, 14 Januari 2013

90 Persen Seleksi Masuk PTN Tahun 2013 Lewat Jalur Undangan Tanpa Tes

Mau kuliah tahun 2013 ini??? mau masuk perguruan tinggi atau universitas negeri favorit kan??? belum lengkap kalau gak baca tulisan ini sampai akhir... ayooo baca dulu ini baru memilih mau masuk/ kuliah di PTN mana??
Penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri (PTN) secara nasional mulai tahun 2013 diutamakan lewat jalur undangan. Sebanyak 90 persen kursi di PTN diperbeutkan lewat seleksi nasional jalur undangan yang terbuka bagi semua siswa kelas 3 di jenjang pendidikan menenga.

"Untuk tahun depan, penerimaan mahasiswa baru yang seleksi nasional mencapai 90 persen. Kuota itu ditujukan untuk siswa yang berada di kelas tiga SMA/SMK atau sederajat pada tahun 2013. Adapun siswa yang lulus tahun lalu bisa ikut lewat ujian tulis yang jatahnya 10 persen," kata Idrus Paturusi, Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia, Senin (10/9/2012).

Menurut Idrus yang juga Rektor Universitas Hasanuddin, Makassar, pada awalnya penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) hendak diubah seluruhnya lewat jalur undangan saja. Penerimaan mahasiswa baru dengan mempertimbangkan nilai raport selama belajar di pendidikan menengah dan nilai ujian nasional (UN).

"Namun, ada masukan supaya tetap ada kesempatan bagi lulusan tahun lalu yang mau ikut ujian lagi. Mereka bisa lewat ujian tulis yang diselenggarakan tiap PTN," ujar Idrus.
Bobot UN 

Dengan berubahnya sebagian besar penerimaan mahasiswa baru PTN lewat jalur undangan, pendaftaran menjadi terbuka buat semua siswa kelas 3 di jenjang pendidikan menengah. Sebelumnya, seleksi nasional lewat jalur undangan dikhususkan bagi siswa berprestasi yang direkomendasikan tiap sekolah, yang jumlahnya bergantung pada akreditasi sekolah.

Selain pendaftaran terbuka bagi semua siswa, biaya pendaftaran pun ditanggung pemerintah. Perubahan ini sejalan dengan ketentuan pada pasal 73 ayat 1 dan 2 Undang-undang No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.

Pada pasal itu disebutkan bahwa penerimaan mahasiwa baru PTN dapat lewat pola penerimaan mahasiswa baru secara nasional dan bentuk lain. Pemerintah menanggung biaya calon mahasiswa yang akan mengikuti pola penerimaan mahasiswa baru secara nasional.  

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan beban masyarakat untuk pendaftaran ujian masuk PTN selama ini cukup tinggi. Selain itu, di tingkat akhir siswa SMA/SMK juga menjadi stress karena dibebani UN dan berbagai tes masuk ke PT.

"Pemerintah memikirkan supaya ada satu cara penerimaan yang bisa berlaku untuk semuanya. Biaya pendafataran yang ditanggung masyarakat akan ditanggung pemerintah," kata Nuh.
Sumber: KOMPAS.com

Mau info lebih lengkap tentang tata cara masuk perguruan tinggi negeri atau universitas negeri klik link ini= Klik Disini
ayoooo kuliahhh...jadilah sarjana untuk kesejahteraan Indonesia dari kebodohan dan kemiskinan. 

#90 Persen Seleksi Masuk PTN Tahun 2013 Lewat Jalur Undangan Tanpa Tes
#Cara Masuk Perguruan Tinggi Negeri
#Cara Daftar Perguruan Tinggi Negeri Terbaru 
#Info Pendaftaran PTN 2013
#Tata Cara Pendaftaran Mahasiswa Baru 2013
#Info Universitas Negeri 

Sabtu, 12 Januari 2013

Makna dan Cerita Dibalik Hari Saraswati, Satua Prabu Watugunung

Satu di antara hari terpenting Pawukon adalah Saraswati. Ini merupakan hari penutup siklus Pawukon. Pada hari tersebut, masyarakat Hindu menghaturkan banten pada lontar dan buku, serta mabakti kepada Dewi Saraswati, Dewi Ilmu Pengetahuan. Keesokannya, pada hari Banyu Pinaruh, yaitu hari pertama siklus Pawukon berikutnya, mereka melakukan penyucian ritual di sungai atau laut. Rentetan upacara ini diyakini sebagai pergantian siklus, dari suatu Pawukon ke Pawukon berikutnya.

Mitos Watugunung sendiri mengisahkan inses seorang putra, Sang Watugunung, dengan ibunya, Sinta. Setelah campur tangan Dewata, hubungan aib ini diputus dengan diciptakannya kalender, dengan titik batas hari Saraswati sebagai pemisah antara wuku terakhir (Watugunung) dengan wuku awal (Sinta). Karena bandel, kepala Watugunung kecil terluka oleh amarah ibunya. Ia pergi berkelana, belajar giat dan mendapat kesaktian. Muncul angkara murkanya terhadap wanita, raja-raja, dan akhirnya ibunya yang lalu dikawininya. Dia amat mnyombongkan kepintarannya. Pada suatu hari, di peraduan Dewi Sinta mencari kutu di kepala suaminya. Ia melihat parut luka dulu. Menyadari telah bersenggama dengan anaknya, ia ingin putus dan mengakali Watugunung supaya melamar istri Batara Wisnu. Dengan berani, angkuh dan menyombongkan kesaktian serta kepintarannya Prabu Watugunung lekas mendatangi istana Bhatara Wisnu dan melamar istri Bhatara Wisnu. Wisnu menganggap itu sebagai lancang. Meletuslah perang dahsyat.
Watugunung kalah oleh Wisnu yang bertriwikrama.

Berikut ini yang disuratkan lontar: Watugunung dicampakkan ke tanah pada hari Minggu Redite-Kliwonódisebut Watugunung Runtuh. Dia dibunuh pada hari Senin Soma-Umanisódisebut Sandang Watang, hari ìpembuangan layonî. Lalu, dia diseret di tanah pada hari Selasa Anggara Paing, disebut Paid-paidan (seret). Kemudian, pada hari Rabu Buda Ponódisebut Buda Urip (Rabu Hidup), dia dihidupkan kembali pada hari Kamis Wrespati Wage oleh Batara Wraspati. Setelah itu dia dibunuh sekali lagi oleh Wisnu, sebelum akhirnya Siwa menghidupkannya pada hari Sukra Kliwon. Melihat Wisnu sekali lagi akan membunuhnya, Siwa pun bersabda, ì O, Wisnu, jangan bunuh lagi sang Watugunung; bila kau membunuhnya, hilanglah ajaran bagi generasi mendatang; lebih baik dia diberikan kehidupan yang kekal.î

Wisnu menjawab, ìIngin saya bunuh Watugunung oleh karena dosanya mahabesar: dia telah [mencoba] mengawini wanita yang sudah bersuami; dia telah pula bersanggama dengan ibunya dan ibu tirinya; [kesalahan ini] terlalu besar bagi dunia manusia.î Maka Siwa bersabda, ìMulai sekarang ini, pantanglah manusia mengawini wanita yang sudah bersuami, apalagi ibu dan ibu tirinya.î Lalu dia menambahkan, îTanpa membunuhnya, dapat kita menghukumnya dengan cara lain, oleh karena dosanya memang besar.î

Lalu Wisnu berujar, ìHe, Watugunung, setiap enam bulan kau akan mengalami masa leteh/kotor.î Yang disahut oleh Watugunung, ìHukuman ini hamba terima, O, Batara.î Batara Siwa lalu menghidupkan kembali raja-raja Wuku serta para Panca Resiókorban peperangan. Pada hari Saniscara Umanis turunlah para dewata untuk membersihkan dunia. Itulah hari ketika sesajen dihaturkan kepada lontar-lontar (Hari Raya Sarawati). Hari Redite Paing disebut Banyu Pinaruh, saat Watugunung dimandisucikan. Kisah ini ditulis Dewata, dan kemudian jadi ketetapan aturan sistem dewasa. Istilah dewasa merujuk pada hasil karya para Dewa, di mana para raja dimaklumatkan jadi wuku dalam kalender.

Mitos Watugunung demikian dapat diuraikan maknanya sebagai berikut: Sebelum kemenangan para dewata, mayapada tampak sebagai dunia ìbelum tertataî. Lembaga keluarga belum ada: Ibu (Sinta) bersikap kasar pada anaknya dan bahkan melukainya (Watugunung); sebelumnya, ayah Watugunung pun meninggalkan anak-istri seenaknya. Kehidupan seksual tak beraturan, cenderung liar: laki sesukanya memerkosa wanita. Kehidupan politik pun kacau balau: perang ada di mana-mana; Watugunung merajalela, dan bahkan menaklukkan kerajaan ibu dan ibu tirinya (masing-masing Sinta dan Landep). Puncak kekacauan-kekacauan ini adalah inses Watugunung dengan ibunya, diikuti kesadaran pada ibunya bahwa dirinya telah melakukan aib, meski itu suratan takdiróinses ini semula hanya perilaku para dewa.

Akibat aib itu timbul kekacauan kosmis, ìkhaosî yang total: Watugunung abai jati dirinya dan merasa sepadan dengan Dewa, hingga mengusik Wisnu, sang pemelihara Bumi. Intervensi Wisnu memulihkan kestabilan kosmis dan mengembalikan Watugunung kepada mula manusiawinya. Alih-alih dibunuh, Watugunung malah dicerahkan dan disuratkan jadi penguasa kalender serta penjamin larangan inses. Jadi, dari tokoh angkara murka yang memerkosa wanita dan mengancam para dewa kahyangan, dia berubah menjadi sarana aturan agama sekaligus penegak kestabilan di madyapada.

Apa ajaran yang tersirat di dalam mitos asal Pawukon ini? Penciptaan kalender oleh para dewata setelah mengalahkan Watugunung menegaskan pelarangan atas inses. Itulah pencerahan yang pertama. Sang ibu dan sang anak yang tadinya ternoda inses kini menempati posisi pada kedua ujung siklus Pawukon, masing-masing Watugunung pada akhir siklus dan Sinta pada awal siklus berikut.

Jadi, ibu dan anak dipisahkan, dan sekaligus diruwat oleh titik penutup siklus, yang bertepatan dengan Hari Raya Saraswati sebagaimana disinggung sekilas tadi.
Saraswati bukanlah melambangkan ìpengetahuanî dalam artian yang sempit, melainkan sebagai Kesadaran. Dan, memanglah, yang paling awal dan paling universal muncul pada manusia purba ialah kesadaran bahwa kehidupan seksual di dalam keluarga dan masyarakat harus mengikuti aturan. Senggama tidak boleh dilakukan berdasarkan paksaan dan tidak boleh menyangkut sesama keluarga.
Lebih jauh, larangan atas inses Watugunung, sejatinya, boleh dianggap aturan sosial pertama pada manusia purbaósebagaimana diyakini oleh teori Freud.

Melarang inses adalah identik dengan meletakkan dasar hukum dan kehidupan sosial pada manusia yang bersangkutan. Jadi, mitos Watugunung dengan Hari Raya Saraswati-nya melambangkan peletakan dasar kehidupan sosial itu. Terkait kesadaran akan aturan seksual ini adalah munculnya Kesadaran akan waktu, yang dilambangkan oleh Watugunung sebagai penguasa kalender setelah pencerahan.
Namun, di sini terlihat bahwa pemberontakan Watugunung bukanlah berakhir dengan kemenangan manusia atas Dewa, melainkan mengembalikan manusia kepada agama, sebagaimana dilambangkan sewaktu Watugunung kalah, sadar, kemudian dijadikan penguasa atas kalender. Boleh jadi pelanggaran dan pemberontakan Watugunung menandakan awal manusia sebagai sosok yang ìotonomî, terlepas dari kuasa Dewa. Tetapi, akhirnya, paling sedikit di Bali atau ìdi Timurî, bukanlah kebebasan yang diraih manusia, melainkan pencerahan religius alias epiphany-nya para Dewa di mana dia menyatu kembali dalam sistem yang tadinya diberontaki.

Inti ajaran jelas: keseimbangan kosmis mutlak harus dijaga, dan hal ini diartikan bahwa manusia, sebagai mikrokosmos alias Buana Alit harus tetap bersikap sebagai Buana Alit itu, yaitu mutlak harus menaati peraturan ritual yang merupakan syarat terjaganya keseimbangan makro-kosmis (Buana Agung). Aturan ritual terkait terkandung dalam kalender Pawukon dan sistem Wariga; manusia dapat hidup selaras dengan keseimbangan kosmis hanya dengan menyesuaikan tindakan dan kegiatannya dengan baik-buruknya ìdewasaî, sebagaimana tertera dalam kalender Pawukon dan Wariga.

Jadi, mitos Watugunung dapat dianggap melambangkan berakhirnya, atau teratasinya, ìkegelapanî manusia purba. Dengan Kesadaran yang Tercerahkan sebagaimana terwujud dalam: (1) pelarangan atas inses; (2) kesadaran akan waktu dan penyusunan kalender; (3) penetapan aturan sosial dan ritual-ritual agama; (4) epiphany alias pencerahan, terungkap unsur-unsur yang merupakan hakikat dari Jati Diri Manusia yang beradab versi Bali (dan Jawa). 

Mitos Watugunung sejatinya melambangkan bagaimana manusia keluar dari kepurbaan yang paling purbaóyaitu: baru muncul sebagai homo sapiens, untuk menjadi makhluk yang beradab, satu-satunya makhluk yang terpilih di muka Bumi ini. Jadi, yang dikisahkan di dalam mitos tiada lain ialah ìpengadabanî di dalam dan melalui agama. Oleh karena itu, Watugunung dapat dianggap sebagai ìcultural heroîótokoh yang ìmengadabkanî masyarakat Bali (dan Jawa) ke arah kemuliaan manusia seutuhnya.

Jean Couteau, peneliti budaya Bali, tinggal di Denpasar.

info lain:
Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, mengumumkan pekan lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada 2002, "Usianya paling tidak 70.000 tahun dan begitu mirip manusia jawa sehingga boleh jadi merupakan kembarannya."
Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, sedangkan manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah berbudaya.

Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang paling pertama dikenal.

sumber: Milis HDnet & 
http://hindhuartalles.blogspot.com

Makna dan Cerita Dibalik Hari Saraswati
Prabu Watugunung
Makna dan Arti Wuku-Wuku Di Bali
Makna Pawukon di Bali

Sabtu, 27 Oktober 2012

Penipuan Ala FaceBook??? Apakah Anda Termasuk jadi Korbanya???


Bisnis Gelap ‘Like’ di Facebook

Para pengguna Facebook yang mengklik link yang berbunyi “Klik ini jika Anda membenci kanker” bisa jadi mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan. Link seperti gambar ini tidak berpengaruh apa-apa dan hanya digunakan untuk mengumpulkan “like” yang akan dijual. Membuat para penipu online menjadi kaya.
Like yang Anda berikan bisa membuat mereka makin kaya. (Facebook)
Begitu telah mengumpulkan banyak “like”, halaman itu kemudian dijual untuk mendapatkan uang kepada para pelaku bisnis agar mereka agar terlihat populer.

Sebuah blog yang diposkan oleh Daylan Pearce, ahli mesin pencari di Next Digital di Melbourne, menjelaskan bagaimana cara kerja penipuan (scam) dan menunjukkan bagaimana halaman-halaman tersebut dijual.

Unggahan gambar yang berisi deskripsi seperti “Klik ‘like’ jika Anda bisa melihat harimau”, atau “Berikan komentar dan lihatlah apa yang akan terjadi” digunakan untuk mengumpulkan “like” dan komentar untuk sejumlah halaman.

Begitu halamannya telah mengumpulkan ribuan “like” dan komentar, maka halaman itu akan memiliki posisi tertinggi dalam News Feed para pengguna Facebook. “Like” bagaikan mata uang bagi situs tersebut.

Pearce mengungkapkan bahwa halaman dengan 100.000 “like” dapat dijual seharga $200 (sekitar Rp2 juta).

Pearce menjelaskan dalam blognya, semakin banyak “like” dan “share” dan komentar yang didapat, semakin terbuka pula peluang mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek dan panjang.

Begitu sebuah halaman sudah mendapatkan 700 ribu “like” (dengan cara menipu), maka halaman itu akan dijual ke orang lain yang ingin populer dalam waktu cepat. Informasi halaman pun diubah — bukan lagi soal kanker, binatang dsb tetapi mengenai bisnis.

David Em, peniliti jaringan keamanan senior di Kaspersky Lab berkata, “Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter mengalami peningkatan target kejahatan dunia maya.”

“Alasan utamanya adalah kepercayaan yang dirasakan oleh orang-orang saat berhubungan dengan para sahabat mereka secara online. Orang-orang lebih senang mengklik sebuah link yang dibagikan teman, dan rasa kepercayaan itulah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan di dunia maya.” (Yahoo! News)
Sumber: www.Yahoo.com

MORE POSTING

TV Indonesia

>>>Kalau Mau Nonton TV, stop/Pause the Gen FM Radio!
Glitter Words

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management